Skip to main content

26

Today, on my 26th birthday, and while dealing with some back pain, I find myself reflecting on the past year-the highs, the lows, and everything in between. Turning 25 was a big deal, and it brought its own challenges and lessons that changed me in ways I didn’t expect.

 

Being 25 felt like standing at a crossroads. The world around me was moving fast, and I was constantly questioning whether I was on the right path. Career choices, relationships, personal growth-everything seemed to demand my attention all at once. It was a year where I had to really look at my fears, insecurities, and what I truly wanted.

 

There’s something about 25 that feels like a turning point. Society tells you that by this age, you should have things figured out a stable career, financial independence, maybe even a clear direction for the future. But the reality is ofter far messier. I felt the pressure, both from myself and others, and it wasn’t easy to handle.

 

This past year wasn’t just hard, it was life changing. I faced setbacks that made me question my worth and what I had achieved. But through these struggles, I learned the importance of resilience. In those moments of doubt and difficulty, I found my true strength. I realized that it’s okay to not have everything figured out, to stumble, and to take time to get back on track.

 

In the middle of all the chaos, there were unexpected times when things started to make sense. It wasn’t like I had one big “aha” moment; it was more like a series of small realizations coming together. Sometimes it happened during late-night talks with friends, where something they said suddenly made everything feel clearer. Other times, it was just me, sitting quietly, letting my thoughts wander until I finally faced what I had been avoiding. These moments were like little bursts of light breaking through the clouds, reminding me that even when everything feels uncertain, there’s still some direction to follow. I learned that clarity doesn’t always come all at once, sometimes it comes to you gradually, and you just need to be patient and trust that it will come. 

 

As I prepare to turn 26, I’m filled with a sense of gratitude. For the lessons learned, the people who stood by me, and even the difficult times that pushed me to grow. Being 25 wasn’t easy, but it was necessary. It was a year that tested me, shaped me, and ultimately, prepared me for the next chapter.

 

I don’t know what 26 will bring, but I’m stepping into it with more confidence, self-awareness, and hope. I’ve learned that life doesn’t always go according to plan, and that’s okay. What matters is how we respond to the unexpected, how we adapt, and how we continue to pursue our dreams, even when the road gets tough.

 

Embrace the journey, trust the process, and know that growth often comes through the challenges we face.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

2024

Selamat tinggal, 2023. Aku di sini, menulis sambil mencoba mengingat kembali hal yang terjadi. Tahun yang cukup melelahkan yang dipenuhi dengan canda tawa dan air mata. Bertemu dengan orang-orang baru, yang beberapa dari mereka telah menjadi cukup dekat denganku. Beberapa kali melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga bersama dengan orang-orang terdekat. Segala hal tersebut kini telah menjadi kenangan, yang kuharap tentunya, tidak menghilang dari pikiranku.    Mengucapkan selamat datang kepada tahun yang baru, 2024, yang menurut beberapa orang, merupakan waktu untuk menjadi pribadi yang baru pula. Ada yang bertekad untuk melakukan sesuatu yang baru, dalam hal pekerjaan, kisah asmara hingga ada yang berencana untuk membuat usaha sendiri. Namun ada juga yang tetap melanjutkan rencana yang telah dibuat di tahun-tahun sebelumnya. Bagiku tahun ini adalah tahun dimana Aku akan mengambil langkah besar dalam hidup, yang mungkin tidak dimengerti sebagian orang. Tahun yang kuharap terjadi b

Fake

Aku kembali, setelah lebih dari setahun aku tidak menulis. Duduk dengan pakaian yang cukup rapi, yang telah Aku prediksi sebelumnya, akan menjadi pakaian sehari-hariku dalam beberapa tahun ke depan. Deringan telefon dan hembusan angin AC telah menjadi makanan telingaku untuk beberapa bulan terakhir.    Aku, telah menjadi seseorang yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Pikiran-pikiran yang muncul dan hal-hal yang dihadapi pun berbeda. Aku tetaplah aku, seseorang yang selalu menyimpan segala sesuatu di dalam pikiran. Aku telah masuk ke sebuah lingkungan yang baru, disertai dengan orang-orang yang baru pula. Mulai mengetahui kehidupan yang sebenarnya. Aku mulai menelaah kebiasaan orang-orang yang baru, yang ada di sekitarku. Ada beberapa yang benar-benar sesuai dengan prinsip hidupku, ada pula yang tidak. Aku tidak membenci atau menyalahkan mereka, dan tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk menuntut mereka menjadi seseorang yang Aku inginkan.    Aku, telah terpecah menjadi beberapa

Friends

Kembali. Menulis di salah satu restoran yang berjarak kurang lebih dua jam dari Ibu Kota Jakarta. Menghampiri kedamaian alunan instrumental klasik dan gemercik air yang menenangkan. Udara malam yang semakin sejuk diiringi kodok yang berdengkang membuat suasana hati menjadi lebih tenang. Kembali menulis, bukan karena suatu kewajiban, namun kondisi hati dan pikiran yang mendukung untuk membagikan suatu ide yang mungkin dapat berdampak bagi orang-orang sekitar.   Terhanyut dalam lembaran salah satu  masterpiece  penulis terkemuka, Dale Carnegie, dengan judul " How to Win Friends and Influence People " yang sudah cukup banyak dikenal orang. Awalnya terlintas dalam pikiran ketika salah satu teman baik memberikanku buku ini, apakah Aku benar-benar butuh untuk membaca buku ini. Menurutku, sebagai orang dengan  introvert personality , Aku merasa tidak perlu lagi untuk memenangkan teman-temanku saat ini. Tidak juga pernah terlintas untuk memengaruhi orang lain dengan kehidupanku yang