Skip to main content

Life - 2

Live your life”. Someone once said this when I voiced my frustrations. Simple words, yet with a depth I hadn’t grasped at first. I thought I was living in my life, but deep down, I wanted to scream, to shout it out because what you see isn’t what I feel. On the surface, it all seems fine, but beneath, the waves are churning. Pretending is easier than exposing the raw truth, isn’t it? Maybe it’s a lie to others, but it’s my way to cope.

 

As Adele writes in “To Be Loved”, one of my favorite songs of hers, “Let it be known that I tried”. And I tried, I have. I’ve tried countless times to live this life on different terms. Every morning when my eyes open, my mind races: “What will I do with this day, with this life?”. It’s not about comparison, not a measure against someone else’s existence. It’s about me, my life, and what it means. It’s not just about love, work, or family. It’s bigger, broader–something that stretches into every part of my being.

 

Someone else said, “Do whatever you want, you’re still young”. “Young”–such a loaded word, filled with assumptions and definitions that differ from one person to the next. To be honest, I don’t feel “young”. Not in the way they meant it. And another voice once chimed in, “Maybe you need to get closer to God to find your purpose”. It’s not that I lack faith. I believe. I have leaned on God. But there’s part of me that still longs to understand my own path, to have some sense of direction as I walk this winding road.

 

I’m not out here chasing happiness, wealth, or eternal life. What I’m after is something deeper–something I can’t quite touch, but I know it’s there. Maybe it’s peace, that rare feeling when everything goes quiet, and you can finally just breathe. Or maybe it’s feeling fulfilled–not because of what I’ve achieved or what I own, but from knowing that I’m enough, just as I am.

 

I want to wake up one day, look in the mirror, and feel okay with the person staring back. Not perfect, not without flaws, but complete. That’s the real journey, right? Finding a way to feel whole in the middle of all the chaos, somehow piecing together all the parts of yourself that don’t always fit. 

 

And I think that’s the toughest part–realizing that life isn’t about being perfect, it’s about learning to live with the mess. It’s through the cracks that the light sneaks in. it’s through the hard stuff that we grow. Maybe, in the end, that’s what it really means to live your life–letting yourself change, not into what everyone else thinks you should be, but into who you already are, deep down.

 

And even if I don’t have it all figure out yet, maybe that’s okay. Maybe the questions matter just as much as the answers. Maybe in the searching, in the wandering, and in the wondering, we find what we’re here for.

 

“It’s hard to figure out, embrace the flaws, and be okay with where things are, but that’s life, so live it.”

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

2024

Selamat tinggal, 2023. Aku di sini, menulis sambil mencoba mengingat kembali hal yang terjadi. Tahun yang cukup melelahkan yang dipenuhi dengan canda tawa dan air mata. Bertemu dengan orang-orang baru, yang beberapa dari mereka telah menjadi cukup dekat denganku. Beberapa kali melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga bersama dengan orang-orang terdekat. Segala hal tersebut kini telah menjadi kenangan, yang kuharap tentunya, tidak menghilang dari pikiranku.    Mengucapkan selamat datang kepada tahun yang baru, 2024, yang menurut beberapa orang, merupakan waktu untuk menjadi pribadi yang baru pula. Ada yang bertekad untuk melakukan sesuatu yang baru, dalam hal pekerjaan, kisah asmara hingga ada yang berencana untuk membuat usaha sendiri. Namun ada juga yang tetap melanjutkan rencana yang telah dibuat di tahun-tahun sebelumnya. Bagiku tahun ini adalah tahun dimana Aku akan mengambil langkah besar dalam hidup, yang mungkin tidak dimengerti sebagian orang. Tahun yang kuharap terjadi b

Fake

Aku kembali, setelah lebih dari setahun aku tidak menulis. Duduk dengan pakaian yang cukup rapi, yang telah Aku prediksi sebelumnya, akan menjadi pakaian sehari-hariku dalam beberapa tahun ke depan. Deringan telefon dan hembusan angin AC telah menjadi makanan telingaku untuk beberapa bulan terakhir.    Aku, telah menjadi seseorang yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Pikiran-pikiran yang muncul dan hal-hal yang dihadapi pun berbeda. Aku tetaplah aku, seseorang yang selalu menyimpan segala sesuatu di dalam pikiran. Aku telah masuk ke sebuah lingkungan yang baru, disertai dengan orang-orang yang baru pula. Mulai mengetahui kehidupan yang sebenarnya. Aku mulai menelaah kebiasaan orang-orang yang baru, yang ada di sekitarku. Ada beberapa yang benar-benar sesuai dengan prinsip hidupku, ada pula yang tidak. Aku tidak membenci atau menyalahkan mereka, dan tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk menuntut mereka menjadi seseorang yang Aku inginkan.    Aku, telah terpecah menjadi beberapa

Friends

Kembali. Menulis di salah satu restoran yang berjarak kurang lebih dua jam dari Ibu Kota Jakarta. Menghampiri kedamaian alunan instrumental klasik dan gemercik air yang menenangkan. Udara malam yang semakin sejuk diiringi kodok yang berdengkang membuat suasana hati menjadi lebih tenang. Kembali menulis, bukan karena suatu kewajiban, namun kondisi hati dan pikiran yang mendukung untuk membagikan suatu ide yang mungkin dapat berdampak bagi orang-orang sekitar.   Terhanyut dalam lembaran salah satu  masterpiece  penulis terkemuka, Dale Carnegie, dengan judul " How to Win Friends and Influence People " yang sudah cukup banyak dikenal orang. Awalnya terlintas dalam pikiran ketika salah satu teman baik memberikanku buku ini, apakah Aku benar-benar butuh untuk membaca buku ini. Menurutku, sebagai orang dengan  introvert personality , Aku merasa tidak perlu lagi untuk memenangkan teman-temanku saat ini. Tidak juga pernah terlintas untuk memengaruhi orang lain dengan kehidupanku yang