Langsung ke konten utama

Postingan

Friends

Kembali. Menulis di salah satu restoran yang berjarak kurang lebih dua jam dari Ibu Kota Jakarta. Menghampiri kedamaian alunan instrumental klasik dan gemercik air yang menenangkan. Udara malam yang semakin sejuk diiringi kodok yang berdengkang membuat suasana hati menjadi lebih tenang. Kembali menulis, bukan karena suatu kewajiban, namun kondisi hati dan pikiran yang mendukung untuk membagikan suatu ide yang mungkin dapat berdampak bagi orang-orang sekitar.   Terhanyut dalam lembaran salah satu  masterpiece  penulis terkemuka, Dale Carnegie, dengan judul " How to Win Friends and Influence People " yang sudah cukup banyak dikenal orang. Awalnya terlintas dalam pikiran ketika salah satu teman baik memberikanku buku ini, apakah Aku benar-benar butuh untuk membaca buku ini. Menurutku, sebagai orang dengan  introvert personality , Aku merasa tidak perlu lagi untuk memenangkan teman-temanku saat ini. Tidak juga pernah terlintas untuk memengaruhi orang lain dengan kehidupanku yang
Postingan terbaru

2024

Selamat tinggal, 2023. Aku di sini, menulis sambil mencoba mengingat kembali hal yang terjadi. Tahun yang cukup melelahkan yang dipenuhi dengan canda tawa dan air mata. Bertemu dengan orang-orang baru, yang beberapa dari mereka telah menjadi cukup dekat denganku. Beberapa kali melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga bersama dengan orang-orang terdekat. Segala hal tersebut kini telah menjadi kenangan, yang kuharap tentunya, tidak menghilang dari pikiranku.    Mengucapkan selamat datang kepada tahun yang baru, 2024, yang menurut beberapa orang, merupakan waktu untuk menjadi pribadi yang baru pula. Ada yang bertekad untuk melakukan sesuatu yang baru, dalam hal pekerjaan, kisah asmara hingga ada yang berencana untuk membuat usaha sendiri. Namun ada juga yang tetap melanjutkan rencana yang telah dibuat di tahun-tahun sebelumnya. Bagiku tahun ini adalah tahun dimana Aku akan mengambil langkah besar dalam hidup, yang mungkin tidak dimengerti sebagian orang. Tahun yang kuharap terjadi b

Penyesalan - 2

Duduk di atas sofa empuk dibaluti kulit sintetis sambil menikmati pahitnya latte sembari melihat drama yang ada di dunia maya. Tidak berniat untuk menulis hari ini, tiba-tiba muncul sebuah ide yang cukup menarik diriku untuk mengeluarkan iPad untuk mengulik hal yang cukup rumit untuk dibahas karena sebenarnya, cukup sulit untuk dijelaskan melalui kata-kata.    Sekilas melihat masa lalu, seseorang yang rapuh penuh dengan kebodohan, menjadikan dunia sebagai tersangka atas hal buruk yang terjadi di masa lalu. Tidak pernah terpikir sudah hampir 16 tahun telah berlalu, hidup dalam rasa bersalah, yang tidak akan pernah dapat kuperbaiki. Rasa bersalah terhadap seseorang yang sangat berharga di masa kecilku, yang cukup cepat untuk pergi, di saat Aku sangat membutuhkannya. Papa, orang penuh humor yang selalu membawa canda tawa di setiap pertemuan.   Penyesalan yang tidak akan pernah dapat kuperbaiki, penyesalan yang akan selalu ku ingat sampai akhir hidup. Rasa bersalah, yang mungkin, bagi oran

Hope

Lunch time.  Salah satu waktu yang kutunggu di hari kerja untuk menghilang sejenak dari ruangan penuh orang dengan layar dihadapannya. Menjauh sejenak dari segala pekerjaan yang ada, mengistirahatkan pikiran dan mental yang kurang stabil akhir-akhir ini. Duduk di atas sofa yang cukup tersembunyi di pojok café dengan pemandangan yang cukup tenang.    Banyak hal yang mulai kupertanyakan. Semakin pudar masa depan yang sudah kubuat sedemikian rupa. Semakin sulit mengendalikan hal yang sudah direncanakan sebelumnya. Banyak hal yang tidak terduga terjadi,  error  kecil yang terkadang, cukup mengganggu. Namun apa daya, yang dapat kulakukan hanyalah berpura-pura, seolah seluruhnya masih dalam kendali, seolah seluruhnya terjadi sesuai dengan rencana yang telah dibuat.   Bertambah umur setiap detiknya membuat semakin banyak cabang dalam pikiranku yang harus selalu kupertahankan agar tidak menjadi benalu dalam hidup. Bertahan dengan menjaga diri dan pikiran sembari menghadapi kehidupan, yang dapa

Tujuan

First of all, Happy New Year 2023 everyone!  Memulai tahun yang baru bagaikan menutup buku yang telah ditulis selama setahun lalu dan mulai menulis di buku yang baru. Bukan berarti buku lama tersebut dikubur dalam lemari kedap udara yang membuatmu tidak dapat melihatnya, namun disimpan, dijadikan pedoman, yang sewaktu-waktu dapat kau buka untuk mengilas balik kenangan, yang tentunya tidak akan terulang kembali. Banyak orang-orang yang mungkin telah membuat rencana, resolusi, perubahan, yang ingin mereka capai di tahun ini. Membuat sebuah acuan, kemana mereka akan melangkah, dalam rentang waktu tertentu. Bagiku, ini adalah hal yang penting, untuk memiliki sebuah gambaran besar yang ingin kau capai dalam hidup agar hidup tidak menjadi terlalu membosankan yang tentunya penuh dengan ketidakpastian. Dalam tahun ini, hal yang ingin kulakukan adalah lebih banyak menulis, menuangkan ide-ide yang muncul dalam pikiran, menuangkan pendapatku mengenai suatu hal.   Minggu pertama di tahun 2023, kum

Motto

Kembali setelah menemukan café tenang dan unik untuk menulis. Menikmati alunan musik natal ditemani dengan rintikan hujan yang turun diluar jendela. Mencoba melihat balik hal yang terjadi di tahun ini. Penuh dengan kegembiraan dan kesedihan. Bertemu dengan beberapa orang ‘baru’ yang mewarnai hidup, pindah ke tempat bekerja yang baru, pergi berlibur bersama sahabat, pulang ke kampung halaman setelah beberapa saat menjalani hidup yang padat, merayakan pernikahan kakak kedua, dan ya, masih banyak lagi yang tak bisa Aku sebutkan satu persatu.   2022. Desember. Ya tahun 2022 akan segera berakhir. Mencoba menilai hal yang kulakukan. Mencoba membandingkannya dengan diriku di tahun lalu. Tentu banyak hal yang dapat kusyukuri, namun apakah Aku menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya? Apakah Aku lebih dapat ‘menikmati’ kehidupan? Apakah kehadiranku  cukup berdampak  bagi kehidupan orang lain? Mungkin beberapa dari kalian pernah memiliki pertanyaan yang sama, dan Aku tau, ini bukan hal

Love?

Kembali. Mencoba meluangkan waktu untuk menulis setelah beberapa temanku mengeluh akan jarak waktu tulisanku yang terkesan cukup lama. Mencoba memenuhi keinginan beberapa orang, yang mungkin, menikmati tulisan-tulisan ringan tanpa arti ini.  Beberapa waktu lalu, Aku mendapatkan saran dari teman yang membaca beberapa tulisanku sebelumnya. Selalu terkesan dalam, sedih, putus asa, katanya.  Overthinking , untuk tulisan terakhirku. Ada beberapa yang menantangku untuk membicarakan hal yang ceria, penuh kebahagiaan, penuh cinta. ‘Cinta’.  And here I am ,  talking about ‘Love’.    Love . Cinta. Sayang. Dicintai atau mencintai. Hal yang tidak terlihat namun dapat dirasakan. Terkadang, membuat hari menjadi cerah dan terasa sangat bahagia. Namun terkadang, membuat hari menjadi lebih gelap dan tidak bergairah. Terkadang membuat detak jantung semakin berdetak cepat, namun kadang, membuat cukup sulit bernapas. Ya, itulah Cinta. Abu-abu. Tak dapat dinilai. Tak dapat ditakar. Tak dapat ditebak maupun