Skip to main content

Tujuan

First of all, Happy New Year 2023 everyone! 

 

Memulai tahun yang baru bagaikan menutup buku yang telah ditulis selama setahun lalu dan mulai menulis di buku yang baru. Bukan berarti buku lama tersebut dikubur dalam lemari kedap udara yang membuatmu tidak dapat melihatnya, namun disimpan, dijadikan pedoman, yang sewaktu-waktu dapat kau buka untuk mengilas balik kenangan, yang tentunya tidak akan terulang kembali. Banyak orang-orang yang mungkin telah membuat rencana, resolusi, perubahan, yang ingin mereka capai di tahun ini. Membuat sebuah acuan, kemana mereka akan melangkah, dalam rentang waktu tertentu. Bagiku, ini adalah hal yang penting, untuk memiliki sebuah gambaran besar yang ingin kau capai dalam hidup agar hidup tidak menjadi terlalu membosankan yang tentunya penuh dengan ketidakpastian. Dalam tahun ini, hal yang ingin kulakukan adalah lebih banyak menulis, menuangkan ide-ide yang muncul dalam pikiran, menuangkan pendapatku mengenai suatu hal.

 

Minggu pertama di tahun 2023, kumulai dengan bertemu orang-orang yang berharga bagiku. Menghabiskan waktu bersama, menikmati kopi favoritku, mencoba makanan yang belum pernah kucoba sebelumnya, bertukar pikiran mengenai rumitnya kehidupan yang terkadang sulit untuk dimengerti. Berbicara mengenai kehidupan, salah satu temanku memberitahuku bahwa hanya ada tiga hal yang perlu dimiliki untuk lebih dapat menikmati kehidupan ini. 

 

Good food, good sleep, good relationship”.

 

Tiga hal yang terdengar sangat sederhana, namun sangat penting, setidaknya bagiku, untuk menjalani kehidupan. Yang pertama adalah good food, dapat mengonsumsi makanan yang diinginkan tanpa banyak berpikir. Kedua adalah good sleep, memiliki waktu tidur yang cukup, tidur di tempat yang nyaman, atau mungkin ditemani dengan orang terkasih. Yang terakhir adalah good relationship, memiliki hubungan yang harmonis dengan orang yang kau kasihi, orang-orang yang kau anggap penting dalam hidup. Seluruhnya tergantung dari bagaimana kau menerjemahkannya.

 

Temanku yang lain juga memberitahuku bahwa kehidupan bagaikan 'game’ yang memiliki tingkatan. Ketika kau ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi, kau akan dihadapkan dengan lawan yang lebih tinggi. Begitu pula kehidupan, untuk dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi, kau akan dihadapkan hal yang lebih rumit, hal yang belum pernah kau hadapi sebelumnya. Seluruh pilihan tetap ada padamu, ingin mencapai tingkat yang lebih tinggi atau berhenti di tingkatan tertentu. Tentunya hal ini akan selalu berbanding lurus, semakin tinggi tingkatan yang ingin kau capai, semakin rumit pula hal yang akan kau hadapi. 

 

Namun sekali lagi, seluruh keputusan ada padamu, tergantung seberapa besar rencana yang telah kau buat, seberapa tinggi tingkatan yang ingin kau capai, seberapa banyak perubahan yang kau inginkan terjadi dalam hidup. Tentu kau memiliki pilihan, untuk berhenti di titik tempat kau berdiri saat ini atau merasa sudah cukup dengan situasi saat ini, namun bukankah hidup akan menjadi terlalu membosankan untuk berhenti di suatu ‘keadaan’ dalam waktu yang cukup lama? Bagaikan sebuah hubungan yang selalu diisi dengan kata-kata berulang seperti ucapan selamat pagi dan selamat malam serta pertanyaan yang sama setiap harinya seperti “Apa yang sedang kau lakukan?” dan“Apakah kau sudah makan siang?”. Bukan berarti ini adalah hal yang salah untuk dilakukan dalam sebuah hubungan, namun hubungan itu seperti terhenti di suatu tingkatan dan tanpa tujuan. 

 

Seperti yang telah kusebutkan sebelumnya, sebuah gambaran besar yang ingin kau capai dalam hidup sangat diperlukan agar hidup tidak menjadi terlalu membosankan. Buatlah sebuah tujuan paling besar yang ingin kau capai dalam hidup, rencana yang dapat membuatmu sampai di tujuan hidupmu, walaupun terdengar ‘tidak mungkin’. Sama halnya dengan tujuan suatu negara, yang mungkin sangat sulit untuk dapat dicapai. Namun setidaknya kita memiliki acuan di ujung sana, agar kita tetap terus bergerak dan memiliki semangat untuk dapat mencapai tujuan tersebut. 

 

“Impossible goals make life less boring.”

Comments

  1. Semua hidup itu punya tujuan, tapi tergantung kita nya. Kalo kita jalanin nya serius maka hasil nya memuaskan. Kalo jalanin nya main main ya hasil nya juga main main. Makanya harus fokus

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Crossroads

Life is full of moments where choices aren’t just decisions, they’re turning points. And right now, I’m standing at one of those moments, looking at two roads stretched out in front of me. One path feels safe, familiar, wrapped in the warmth of everything I know. The other feels uncertain, a little unknown, but it hums with the quiet promise of something new and exciting.    There’s a part of me—a loud, restless part—that long for change. It’s a craving I can’t ignore anymore, a need to step into a new rhythm, to explore a life where every step feels like growth. I imagine what it might be like to wake up in a place that challenges me, pushes me, forces me to adapt. A place where even the seasons change, reminding me that nothing in life is meant to stay the same.    But chasing that feeling means leaving so much behind. It means walking away from the people who’ve been my anchor—my mom, my sisters, my close friends. The ones who know me better than anyone, who’ve se...

Life - 2

“ Live your life ”. Someone once said this when I voiced my frustrations. Simple words, yet with a depth I hadn’t grasped at first. I thought I was living in my life, but deep down, I wanted to scream, to shout it out because what you see isn’t what I feel. On the surface, it all seems fine, but beneath, the waves are churning. Pretending is easier than exposing the raw truth, isn’t it? Maybe it’s a lie to others, but it’s my way to cope.   As Adele writes in “ To Be Loved ”, one of my favorite songs of hers, “ Let it be known that I tried ”. And I tried, I have. I’ve tried countless times to live this life on different terms. Every morning when my eyes open, my mind races: “ What will I do with this day, with this life? ”. It’s not about comparison, not a measure against someone else’s existence. It’s about me, my life, and what it means. It’s not just about love, work, or family. It’s bigger, broader–something that stretches into every part of my being.   Someone else said, ...

Adulthood

Just got back from my hometown after a Chinese New Year trip. And if there’s one thing I keep thinking about since then, it’s this— so this is what being an adult feels like.   The weight of responsibility sits heavier each year. Being the only son means taking care of my mom, making sure she’s okay, making sure I’m okay. My back aches at least once a week, a little reminder that my body isn’t as resilient as it used to be. My eyesight is getting worse, even though I’ve tried to cut down my screen time. I’ve been trying to eat cleaner—less carbs, less sugar, more water, and workouts six days a week. ( Tried , at least. The last time I jumped rope, I somehow hurt my back. No idea how that happened, but it did.)   And then, there’s time. It moves differently these days. Slipping through my fingers faster than I can hold onto it. One moment, I was in Japan celebrating New Year, and now? It’s already February.  How?   Spending time in my hometown felt like a break from r...