Langsung ke konten utama

Adil

Adil. Bahagia. Mereka. Tenang. Bersyukur. Beberapa kata yang sering muncul dalam pikiranku akhir-akhir ini. Terlalu sibuk dengan hal yang sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang pekerja hingga tak lagi memiliki waktu untuk memikirkan kehidupan. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja, walau pikiran ini sudah tak lagi mampu menampung. Mungkin ada beberapa orang yang sadar akan hal itu, tetapi Aku tetap mencoba untuk terlihat baik-baik saja.

 

Apakah kehidupan ini adil? Ada beberapa temanku yang berkata kehidupan ini adil, ada yang berkata tidak, ada pula yang tidak pernah berpikir akan hal ini, dengan segala cerita dibalik itu semua. Hampir mereka semua, termasuk Aku (di masa lalu), menilai keadilan hidup ini dengan membandingkan kehidupan yang dilukis orang lain. Dengan teman dekat, keluarga, tetangga, rekan kerja, penemu mobil listrik, bahkan burung-burung tanpa dosa yang terbang bebas di langit sore hari. 

 

Keadilan bagimu dan bagiku adalah hal yang tidak dapat dibandingkan, bahkan bagi orang-orang yang lahir dari 1 sel telur yang sama. Semua kembali ke dirimu sendiri, bagaimana cara dan alur yang ingin kau lukis dikehidupanmu. Apabila kau menginginkan lukisan yang dibuat tetanggamu, tirulah. Apabila kau menginginkan lukisan yang dibuat rekan kerjamu, tirulah. Apabila kau menginginkan lukisan yang dibuat penemu mobil listrik, tirulah. Tetapi jangan pernah berkata kehidupan ini tidak adil apabila lukisan yang ingin kau tiru itu tidak sama dengan lukisan yang dibuat orang lain. 

 

Lukisan tetangga yang terlihat indah bagimu, belum tentu terlihat indah oleh keluargamu. Lukisan yang tidak terlihat indah bagimu, bisa saja terlihat indah oleh teman dekatmu. Begitu pula dengan tulisan ini, ada yang menganggapnya tulisan yang penuh arti, ada pula yang menganggapnya tulisan dengan rangkaian kata tanpa arti. Itulah kehidupan. Apabila lukisan yang ingin dirimu buat adalah bahagia, lukislah. Apabila lukisan yang ingin dirimu buat adalah tenang, lukislah. Buatlah lukisan-lukisan yang terlihat indah bagi dirimu sendiri karena kau tidak akan dapat membuat lukisan yang terlihat indah bagi siapapun.  Buatlah lukisan-lukisan dengan alat yang ada dalam dirimu, bukan dengan alat yang dimiliki orang lain, karena setiap orang memiliki alat-alat yang berbeda. Lalu berikan lukisan itu kepada orang yang menganggapnya indah, bukan kepada orang yang menganggapnya abstrak tanpa arti. Dengan begitu, kau akan mengerti arti akan kehidupan ini. Syukuri atas lukisan yang telah kau buat dan coba untuk menghargai lukisan yang dibuat orang lain. 

 

“The way I see it, if you want the rainbow, you gotta put up with the rain.”

-  Dolly Parton

 

Komentar

  1. Balasan
    1. Keren chan..keep writing and inspiring ๐Ÿ˜Š

      Hapus
  2. 1xbet korean – legalbet.co.kr
    1xbet korean – 1xbet thailand legalbet.co.kr, the best betting odds for today. 1xbet korean – legalbet.co.kr, a trusted international sportsbook.

    BalasHapus
  3. Cardrooms also pay around $100 million annually ์นด์ง€๋…ธ to the cities they are positioned in. Players who like to try their luck with progressive jackpots can get pleasure from dozens of popular jackpot slots at RedKings, including King Kong Cash and Shining Crown. Remember to play responsibly and ensure not to lose management, as thrilling because the roulette wheel {may be|could also be}.

    BalasHapus
  4. kapan² gw mau lihat 'lukisan' kamu ya ๐Ÿ™‚

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fake

Aku kembali, setelah lebih dari setahun aku tidak menulis. Duduk dengan pakaian yang cukup rapi, yang telah Aku prediksi sebelumnya, akan menjadi pakaian sehari-hariku dalam beberapa tahun ke depan. Deringan telefon dan hembusan angin AC telah menjadi makanan telingaku untuk beberapa bulan terakhir.    Aku, telah menjadi seseorang yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Pikiran-pikiran yang muncul dan hal-hal yang dihadapi pun berbeda. Aku tetaplah aku, seseorang yang selalu menyimpan segala sesuatu di dalam pikiran. Aku telah masuk ke sebuah lingkungan yang baru, disertai dengan orang-orang yang baru pula. Mulai mengetahui kehidupan yang sebenarnya. Aku mulai menelaah kebiasaan orang-orang yang baru, yang ada di sekitarku. Ada beberapa yang benar-benar sesuai dengan prinsip hidupku, ada pula yang tidak. Aku tidak membenci atau menyalahkan mereka, dan tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk menuntut mereka menjadi seseorang yang Aku inginkan.    Aku, telah terpecah menjadi beberapa

Aku dan Mereka

Hujan. Aku sangat menyukai hujan, tetapi Aku tidak menyukai saat setelah hujan. Aku tidak ingin hujan berhenti. Aku ingin ia tetap ada, menemaniku dengan suaranya yang merdu. Terkadang, hujan berkata padaku. Ia ingin selalu ada, menemaniku di saat Aku merasa sepi. Tetapi ia tidak bisa selalu ada karena ia terkadang memiliki kesibukan di tempat lain.    Aku di sini. Duduk menikmati dinginnya  latte  favoritku, dengan diiringi suara derasnya hujan dan orang yang berbincang. Memandangi rintikan air yang jatuh dari kejauhan dan pohon-pohon yang riang bermandikan hujan. Alunan musik pop yang sangat mendukungku untuk menuliskan ide yang ada di kepalaku.    Kemarin, terjadi suatu perkelahian di depan tempatku tinggal. Untuk sesaat, Aku berpikir banyak sekali jenis manusia di dunia ini. Mengapa bisa terdapat orang yang terpicu emosinya untuk hal yang sangat kecil, bahkan semut pun tidak akan marah untuk hal seperti itu. Aku takut, bingung dan marah di saat itu. Aku terdiam sejenak, memandangi