Langsung ke konten utama

New Year?

2019. Banyak yang memikirkan apa yang ingin dicapai, apa yang ingin didapatkan, anything. Aku masih di sini, sendiri. Mencoba untuk membuat resolusi tahun ini. Layaknya orang pada umumnya, banyak yang ingin Aku capai dan dapatkan di tahun ini. Aku ingin mendapatkan jam tangan baru dengan merek yang kusukai, pergi ke tempat yang belum pernah Aku datangi sebelumnya. Ingin lebih sering bertemu dengan orang-orang yang ada di dalam pikiranku. Seperti yang lainnya, Aku mencoba menjadi seseorang yang lebih baik dengan semua orang, tetapi Aku rasa itu bukan diriku. Aku, bukanlah orang yang sangat baik. Terkadang, Aku hanya ingin menjadi diriku, yang mungkin terlihat “jahat” bagi orang lain. 

 

Beberapa orang yang kutemui berpikir bahwa rencana di awal tahun hanyalah omong kosong, yang akan dilupakan beberapa hari setelah rencana itu dibuat. Mereka lebih memilih untuk menjalani apa yang ada, dan melihat hasil akhir yang tidak mereka rencanakan. Karena menurut mereka itu adalah hal yang sangat mudah. Tidak bagiku. Menjalani hal yang tidak ada tujuan membuatku harus berpikir lebih keras. What should I do next? Should I do this? Memikirkan hal yang akan dilakukan bukanlah hal yang mudah. Apalagi hal tersebut berhubungan dengan orang lain. Aku selalu takut memberikan kesan yang tidak baik ketika Aku bertemu dengan seseorang. Walau hanya bertemu dengan teman kampus, Aku, terkadang merasa bersalah karena telah mengucapkan hal yang tidak baik. Mungkin mereka akan berpikir bahwa itu hanyalah candaan tanpa arti, tetapi Aku tetap merasa bersalah. 

 

Rencana adalah hal yang penting bagi hidupku. Aku akan menulis catatan di kalender laptopku (karena laptop sudah seperti smartphone bagiku sekarang) tentang apa yang telah Aku rencanakan dalam beberapa minggu atau bulan kedepan. Menulis tentang aktivitas yang telah direncanakan di dalam kalender sangat membantuku untuk mengatur jadwal. Mungkin kalian harus mencobanya. Mulai menulis rencana kegiatan yang penting di dalam kalender. Bukan menulis kegiatan yang umum seperti menggosok gigi, mandi dan membaca novel. Tetapi hal yang penting, seperti bertemu dengan teman lama, belanja bulanan, membayar cicilan kartu kredit, pengingat untuk memindahkan uang ke dalam rekening tabungan. Aku berani menjamin hal ini akan sangat membantu kalian.

 

But this is life, sometimes it’s sucks. Banyak hal yang tidak diduga mungkin terjadi diluar yang telah kita rencanakan. Keep calm and stay positive. Hidup bukanlah hal yang mudah untuk ditaklukan, bahkan oleh orang yang telah memiliki segala hal, uang, kebahagiaan, keluarga yang harmonis. Aku selalu mencoba untuk tidak dikalahkan oleh hidup, karena menurutku jika seseorang dikalahkan oleh hidup, sebenarnya ia telah dikalahkan oleh dirinya sendiri. Jalan cerita dalam hidupku diciptakan oleh diriku sendiri dan untuk diriku sendiri. Jangan sampai kita dikalahkan oleh cerita yang kita buat sendiri. 

 

But anyway, Happy New Year!

 

Note : Aku merasa seperti motivator setelah menulis ini. 

Komentar

  1. Semangatttt, semoga apa yang direncanakan atau yang diinginkan tercapai di tahun ini dan semoga lebih baik lagi :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fake

Aku kembali, setelah lebih dari setahun aku tidak menulis. Duduk dengan pakaian yang cukup rapi, yang telah Aku prediksi sebelumnya, akan menjadi pakaian sehari-hariku dalam beberapa tahun ke depan. Deringan telefon dan hembusan angin AC telah menjadi makanan telingaku untuk beberapa bulan terakhir.    Aku, telah menjadi seseorang yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Pikiran-pikiran yang muncul dan hal-hal yang dihadapi pun berbeda. Aku tetaplah aku, seseorang yang selalu menyimpan segala sesuatu di dalam pikiran. Aku telah masuk ke sebuah lingkungan yang baru, disertai dengan orang-orang yang baru pula. Mulai mengetahui kehidupan yang sebenarnya. Aku mulai menelaah kebiasaan orang-orang yang baru, yang ada di sekitarku. Ada beberapa yang benar-benar sesuai dengan prinsip hidupku, ada pula yang tidak. Aku tidak membenci atau menyalahkan mereka, dan tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk menuntut mereka menjadi seseorang yang Aku inginkan.    Aku, telah terpecah menjadi beberapa

Adil

Adil. Bahagia. Mereka. Tenang. Bersyukur. Beberapa kata yang sering muncul dalam pikiranku akhir-akhir ini. Terlalu sibuk dengan hal yang sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang pekerja hingga tak lagi memiliki waktu untuk memikirkan kehidupan. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja, walau pikiran ini sudah tak lagi mampu menampung. Mungkin ada beberapa orang yang sadar akan hal itu, tetapi Aku tetap mencoba untuk terlihat baik-baik saja.   Apakah kehidupan ini adil? Ada beberapa temanku yang berkata kehidupan ini adil, ada yang berkata tidak, ada pula yang tidak pernah berpikir akan hal ini, dengan segala cerita dibalik itu semua. Hampir mereka semua, termasuk Aku (di masa lalu), menilai keadilan hidup ini dengan membandingkan kehidupan yang dilukis orang lain. Dengan teman dekat, keluarga, tetangga, rekan kerja, penemu mobil listrik, bahkan burung-burung tanpa dosa yang terbang bebas di langit sore hari.    Keadilan bagimu dan bagiku adalah hal yang tidak dapat dibandingkan, bahkan

Aku dan Mereka

Hujan. Aku sangat menyukai hujan, tetapi Aku tidak menyukai saat setelah hujan. Aku tidak ingin hujan berhenti. Aku ingin ia tetap ada, menemaniku dengan suaranya yang merdu. Terkadang, hujan berkata padaku. Ia ingin selalu ada, menemaniku di saat Aku merasa sepi. Tetapi ia tidak bisa selalu ada karena ia terkadang memiliki kesibukan di tempat lain.    Aku di sini. Duduk menikmati dinginnya  latte  favoritku, dengan diiringi suara derasnya hujan dan orang yang berbincang. Memandangi rintikan air yang jatuh dari kejauhan dan pohon-pohon yang riang bermandikan hujan. Alunan musik pop yang sangat mendukungku untuk menuliskan ide yang ada di kepalaku.    Kemarin, terjadi suatu perkelahian di depan tempatku tinggal. Untuk sesaat, Aku berpikir banyak sekali jenis manusia di dunia ini. Mengapa bisa terdapat orang yang terpicu emosinya untuk hal yang sangat kecil, bahkan semut pun tidak akan marah untuk hal seperti itu. Aku takut, bingung dan marah di saat itu. Aku terdiam sejenak, memandangi