Langsung ke konten utama

Postingan

Love?

Kembali. Mencoba meluangkan waktu untuk menulis setelah beberapa temanku mengeluh akan jarak waktu tulisanku yang terkesan cukup lama. Mencoba memenuhi keinginan beberapa orang, yang mungkin, menikmati tulisan-tulisan ringan tanpa arti ini.  Beberapa waktu lalu, Aku mendapatkan saran dari teman yang membaca beberapa tulisanku sebelumnya. Selalu terkesan dalam, sedih, putus asa, katanya.  Overthinking , untuk tulisan terakhirku. Ada beberapa yang menantangku untuk membicarakan hal yang ceria, penuh kebahagiaan, penuh cinta. ‘Cinta’.  And here I am ,  talking about ‘Love’.    Love . Cinta. Sayang. Dicintai atau mencintai. Hal yang tidak terlihat namun dapat dirasakan. Terkadang, membuat hari menjadi cerah dan terasa sangat bahagia. Namun terkadang, membuat hari menjadi lebih gelap dan tidak bergairah. Terkadang membuat detak jantung semakin berdetak cepat, namun kadang, membuat cukup sulit bernapas. Ya, itulah Cinta. Abu-abu. Tak dapat dinilai. Tak dapat ditakar. Tak dapat ditebak maupun

Future

Back , setelah menghilang sejenak. Duduk di sebuah coffee shop favoritku dulu, menikmati lantunan instrumental yang menenangkan hati ditemani dengan es kopi yang menyejukkan pikiran. Jari jemariku sudah siap untuk menuangkan hal yang ada di dalam pikiranku. Mulai bertekad untuk menulis hal-hal kecil yang muncul dalam hidupku.    24. Ya, Aku 24. Perjalanan yang semakin sulit sudah mulai memasuki kehidupan. Semakin banyak hal yang harus dipikirkan, semakin banyak kesibukan yang terkadang membuatku, lelah. Lingkaran pertemanan yang semakin mengecil, mulai menarik diri dari lautan manusia yang ada. Mulai bersikap “masa bodoh” dengan hal-hal yang terjadi di sekitar. Mulai berpikir apa yang akan kulakukan di dalam kehidupan ini. Egois? Mungkin.    Hal yang paling berbeda dengan sebelumnya adalah waktu. Keseharian, rutinitas yang selalu sama setiap harinya. Detik kehidupan yang selalu berjalan maju, namun tidak dengan kehidupanku. Waktu berjalan dengan cepat, yang terkadang, tidak sejalan den

Uncertainty

Cemas. Bahagia. Challenge. Struggled. Beberapa kata yang dapat mengambarkan tahun 2021. Sudah banyak hal yang dilalui, tertawa bersama dia, tantangan dalam pekerjaan, memikirkan langkah yang harus diambil selanjutnya. Tahun yang baru bukanlah hal yang mudah untuk dipikirkan. Ada segelintir orang yang terlihat santai dalam menghadapi tahun yang baru, ada pula yang berpikir dengan keras apa yang akan dihadapi di tahun yang baru ini.   Aku, salah satu orang yang berpikir keras akan tahun yang baru. Bukan hal yang mudah bagiku untuk menghadapi tahun yang baru, waktu yang terus berjalan tanpa memandang apapun. Banyak yang mengatakan bahwa hidup bukanlah hal yang harus dipikirkan, bukan hal yang harus ditakutkan. Bagiku itu hanyalah omong kosong belaka. Hidup adalah hal kompleks yang sulit dimengerti.    Ketidakpastian adalah salah satunya. Hal yang membuat takut semua orang, termasuk Aku. Ketidakpastian akan apa yang akan terjadi, ketidakpastian akan hal yang telah dipersiapkan dengan matan

Adil

Adil. Bahagia. Mereka. Tenang. Bersyukur. Beberapa kata yang sering muncul dalam pikiranku akhir-akhir ini. Terlalu sibuk dengan hal yang sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang pekerja hingga tak lagi memiliki waktu untuk memikirkan kehidupan. Mencoba untuk terlihat baik-baik saja, walau pikiran ini sudah tak lagi mampu menampung. Mungkin ada beberapa orang yang sadar akan hal itu, tetapi Aku tetap mencoba untuk terlihat baik-baik saja.   Apakah kehidupan ini adil? Ada beberapa temanku yang berkata kehidupan ini adil, ada yang berkata tidak, ada pula yang tidak pernah berpikir akan hal ini, dengan segala cerita dibalik itu semua. Hampir mereka semua, termasuk Aku (di masa lalu), menilai keadilan hidup ini dengan membandingkan kehidupan yang dilukis orang lain. Dengan teman dekat, keluarga, tetangga, rekan kerja, penemu mobil listrik, bahkan burung-burung tanpa dosa yang terbang bebas di langit sore hari.    Keadilan bagimu dan bagiku adalah hal yang tidak dapat dibandingkan, bahkan

Fake

Aku kembali, setelah lebih dari setahun aku tidak menulis. Duduk dengan pakaian yang cukup rapi, yang telah Aku prediksi sebelumnya, akan menjadi pakaian sehari-hariku dalam beberapa tahun ke depan. Deringan telefon dan hembusan angin AC telah menjadi makanan telingaku untuk beberapa bulan terakhir.    Aku, telah menjadi seseorang yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Pikiran-pikiran yang muncul dan hal-hal yang dihadapi pun berbeda. Aku tetaplah aku, seseorang yang selalu menyimpan segala sesuatu di dalam pikiran. Aku telah masuk ke sebuah lingkungan yang baru, disertai dengan orang-orang yang baru pula. Mulai mengetahui kehidupan yang sebenarnya. Aku mulai menelaah kebiasaan orang-orang yang baru, yang ada di sekitarku. Ada beberapa yang benar-benar sesuai dengan prinsip hidupku, ada pula yang tidak. Aku tidak membenci atau menyalahkan mereka, dan tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk menuntut mereka menjadi seseorang yang Aku inginkan.    Aku, telah terpecah menjadi beberapa

Hidup?

Sudah sejak satu bulan yang lalu, Aku tidak menulis apa yang ada di pikiranku. Ide-ide yang sudah Aku tulis di  notes handphone -ku sudah mulai menumpuk, yang membuatku harus menuangkannya di dalam  Microsoft Word  sebelum ide-ide itu hilang dalam pikiranku. Kali ini Aku ingin membahas tentang sukses menjadi seseorang.  Apa yang membuat seseorang dapat dikatakan sukses dalam hidupnya? Apakah seseorang dengan jumlah aset yang besar dapat dikatakan sukses? Apakah seseorang yang telah mempunyai istri dan anak dapat dikatakan sukses? Atau apakah seseorang yang telah mengelilingi setiap negara yang ada di dunia ini dapat dikatakan sukses? Aku yakin semua orang memiliki definisi tersendiri akan hal ini.  Sukses dalam hidup, bagiku, adalah ketika Aku dapat benar-benar mengerti dan mengetahui siapa Aku sebenarnya. Seseorang yang mampu mengendalikan emosi dalam dirinya, seseorang yang melakukan hal ia sukai untuk menghidupi dirinya, seseorang yang dapat melakukan apapun yang ingin ia lakukan. S

Teman Baik?

Hujan. Aku sangat menyukai hujan, tetapi Aku tidak menyukai saat setelah hujan. Aku tidak ingin hujan berhenti. Aku ingin ia tetap ada, menemaniku dengan suaranya yang merdu. Terkadang, hujan berkata padaku. Ia ingin selalu ada, menemaniku di saat Aku merasa sepi. Tetapi ia tidak bisa selalu ada karena ia terkadang memiliki kesibukan di tempat lain.    Aku di sini. Duduk menikmati dinginnya  latte  favoritku, dengan diiringi suara derasnya hujan dan orang yang berbincang. Memandangi rintikan air yang jatuh dari kejauhan dan pohon-pohon yang riang bermandikan hujan. Alunan musik pop yang sangat mendukungku untuk menuliskan ide yang ada di kepalaku.    Kemarin, terjadi suatu perkelahian di depan tempatku tinggal. Untuk sesaat, Aku berpikir banyak sekali jenis manusia di dunia ini. Mengapa bisa terdapat orang yang terpicu emosinya untuk hal yang sangat kecil, bahkan semut pun tidak akan marah untuk hal seperti itu. Aku takut, bingung dan marah di saat itu. Aku terdiam sejenak, memandangi