Langsung ke konten utama

Postingan

Aku dan Mereka

Hujan. Aku sangat menyukai hujan, tetapi Aku tidak menyukai saat setelah hujan. Aku tidak ingin hujan berhenti. Aku ingin ia tetap ada, menemaniku dengan suaranya yang merdu. Terkadang, hujan berkata padaku. Ia ingin selalu ada, menemaniku di saat Aku merasa sepi. Tetapi ia tidak bisa selalu ada karena ia terkadang memiliki kesibukan di tempat lain.    Aku di sini. Duduk menikmati dinginnya  latte  favoritku, dengan diiringi suara derasnya hujan dan orang yang berbincang. Memandangi rintikan air yang jatuh dari kejauhan dan pohon-pohon yang riang bermandikan hujan. Alunan musik pop yang sangat mendukungku untuk menuliskan ide yang ada di kepalaku.    Kemarin, terjadi suatu perkelahian di depan tempatku tinggal. Untuk sesaat, Aku berpikir banyak sekali jenis manusia di dunia ini. Mengapa bisa terdapat orang yang terpicu emosinya untuk hal yang sangat kecil, bahkan semut pun tidak akan marah untuk hal seperti itu. Aku takut, bingung dan marah di saat itu. Aku terdiam sejenak, memandangi

New Year?

2019. Banyak yang memikirkan apa yang ingin dicapai, apa yang ingin didapatkan,  anything . Aku masih di sini, sendiri. Mencoba untuk membuat resolusi tahun ini. Layaknya orang pada umumnya, banyak yang ingin Aku capai dan dapatkan di tahun ini. Aku ingin mendapatkan jam tangan baru dengan merek yang kusukai, pergi ke tempat yang belum pernah Aku datangi sebelumnya. Ingin lebih sering bertemu dengan orang-orang yang ada di dalam pikiranku. Seperti yang lainnya, Aku mencoba menjadi seseorang yang lebih baik dengan semua orang, tetapi Aku rasa itu bukan diriku. Aku, bukanlah orang yang sangat baik. Terkadang, Aku hanya ingin menjadi diriku, yang mungkin terlihat “jahat” bagi orang lain.    Beberapa orang yang kutemui berpikir bahwa rencana di awal tahun hanyalah omong kosong, yang akan dilupakan beberapa hari setelah rencana itu dibuat. Mereka lebih memilih untuk menjalani apa yang ada, dan melihat hasil akhir yang tidak mereka rencanakan. Karena menurut mereka itu adalah hal yang sangat

Penyesalan

Hari ini adalah hari yang benar-benar mengubah diriku. Aku tidak akan menjelaskan secara terperinci apa yang terjadi hari ini. Pada saat ini, Aku dihadapkan pada dua pilihan, tinggal atau pergi. Aku benar-benar berpikir untuk berubah dari sebelumnya. Berubah menjadi seseorang yang sangat berbeda. Banyak hal yang ingin kusampaikan, tapi tidak akan kujelaskan semuanya di sini. Aku bertemu dengan seseorang hari ini, berbicara tentang kehidupan. Kehidupan yang sebenarnya. Terkadang, hal ini membuatku bingung. Bagaimana seseorang seperti ini dapat hidup di dunia? Kita tidak akan berbicara tentang agama dan ajaran-ajaran lainnya. Mengapa di dunia ini terdapat orang yang berbeda-beda? Mengapa penyesalan selalu datang terakhir? (Tentu jawabannya bukan hanya sekedar “jika datang di awal bukan penyesalan namanya”). Mengapa seseorang harus berbahagia agar mereka merasa lebih hidup? Adakah orang yang merasakan keterpurukan dan merasa hidupnya lebih hidup jika seperti itu adanya?  Pertemuanku denga

Sendiri

Drama. Kata yang selalu muncul ketika bertemu dengan semua orang. Bukan karena Aku tidak menyukai mereka, terkadang Aku terlalu bosan dengan hal itu. Bukan karena Aku orang yang suka menyendiri, tetapi karena Aku sudah terlalu bosan untuk mendengarkan kata-kata yang diucapkan mereka. Banyak orang berkata Aku adalah orang yang gampang untuk bergaul dengan orang baru, terlalu mudah untuk beradaptasi di tempat yang baru. Aku bukan mencoba untuk menjadi orang lain. Bukan juga berpura-pura untuk menjadi seseorang yang disukai oleh banyak orang. Banyak orang yang sudah salah tentang Aku. Aku yang mereka tahu hanyalah beberapa jaringan dari satu organ saja. Banyak yang kusembunyikan, tentang segala hal. Mereka bukanlah orang-orang yang tepat untuk Aku berbagi, karena menurut-Ku, hanya Aku-lah orang yang tepat untuk Aku berbagi. Bukan karena Aku tidak percaya pada mereka, tetapi Aku ingin mereka menyelesaikan masalah mereka terlebih dahulu sebelum Aku berbagi pada mereka. Tetapi mereka adalah

Life

Aku kembali. Menulis. Dengan banyak hal yang ingin Aku bagikan. Berhenti untuk menulis sejenak, karena tugas dan ujian yang tak dapat dihindari. Waktu, yang selalu membuat Aku tidak dapat menulis. Menulis bukan hanya tentang mengetik dengan jari. Menulis, bagiku, salah satu cara Aku untuk bercerita. Banyak kenangan. Yang Aku alami setiap hari.  Jumat lalu, bertemu beberapa orang baru. Kehidupan baru, yang belum Aku ketahui. Kehidupan yang pastinya berbeda dari kehidupan orang lainnya. Mengetahui kehidupan orang lain bukanlah hal mudah. Keinginan untuk membandingkan muncul yang akan membuat Aku untuk berpikir. Betapa rumitnya kehidupan. Aku, merasa, memiliki kehidupan yang paling rumit di antara teman-temanku. Terkadang Aku ingin sendiri, terkadang Aku ingin bersama mereka. Terkadang merasa sendiri, tapi terkadang merasa terlalu banyak orang di sekitarku. Setiap hari memiliki keadaan hati yang berbeda. Keadaan hati-ku ditentukan pada saat membuka mata di pagi hari. Seperti tadi pagi, ak

Ini Aku

Aku. Ya, Ini Aku. Yang akan kalian baca. Tentang hidupku. Hidupku mungkin tidak akan berdampak bagi siapapun. Mungkin juga berdampak. Kemungkinan nya tidak dapat ku hitung. Banyak yang ingin ku ceritakan tentang Aku. Jariku mampu untuk mengetik semuanya, tapi tidak dalam satu waktu.    Aku adalah Chan. Tahun ini aku akan berumur 20 tahun di Agustus nanti. Aku tinggal di Jakarta, jauh dari kampung halaman tempat Mama ku tinggal, Jambi. Sendiri menjalani kehidupan keras di Jakarta. Tidak, itu hanya kata-kata yang sering diucapkan orang. Aku tidak merasakan menjalani kehidupan yang keras di Jakarta. Selalu cukup, karena Mama yang selalu memenuhinya. Aku beruntung karena memiliki seseorang seperti Mama, berusaha selalu memenuhi apa yang Aku butuhkan, bukan karena Mama kaya seperti  Harry Potter,  yang sudah memiliki satu ruangan penuh emas sejak kecil, tetapi karena Mama pekerja keras. Mama sudah menjadi seorang orang tua tunggal sejak Aku masih duduk di kelas 3 sekolah dasar, karena Papa